Ibu Pertiwi


Ibu pertiwi..

Kau sudah Nampak tua….

Tubuhmu tak setegap dulu..

Dulu..

Saat jutaan pemuda rela mati untukmu…



Kini kau terlihat rapuh…

Orang di sekelilingmu..

lebih menginginkan rupiahmu…

daripada mempertahankan martabatmu..



Ibu pertiwi…

Kau tak sehat lagi..

Seringkali batukmu mengeluarkan darah…

Kini kau hanya terbujur kaku..

Menikmati segala sakit batinmu…



Tanahmu diambil..

Kau diam saja..

Budayamu dicuri..

Kau bilang tak mengapa…

Bangsa lain melecehkanmu..

Kau hanya mampu berkata..

Lebih baik kita maafkan dan mengalah..

Dan ketika rakyatmu..

Merampas seluruh hartamu..

Kau tak mampu lagi menegurnya…



Tapi….

Kami yang lahir dari perutmu..

Yang minum air susumu…

Yang ditimang oleh tangan kasihmu..

Sampai mati pun..

Tak akan rela..

Martabatmu dihinakan..

Penderitaanmu ditertawakan..

Dan kekayaanmu..

Dirampas habis-habisan..

Oleh saudaraku..

Yang juga anak kandungmu…



Wahai ibu pertiwi..

Saksikanlah..

Dengarkanlah..

Kami yang berdiri tegak di tengah hutan ini..

Di bumi Indonesia ini..

Atas nama Tuhan berjanji,,

Akan menuntun lumpuhmu..

Dengan ilmu pengetahuanku..

Akan merawat sakitmu..

Dengan prestasiku..

Akan mengusap..

Darah dan keringat dinginmu..

Dengan bhakti dan pengabdianku..



Aku bersumpah ibuku..

Aku akan menjaga…

Kehormatanmu..

Kedaulatanmu..

Keutuhan NKRI-mu..

Dengan segenap jiwa,

Raga..

Darah..

Dan seluruh sisa umur serta kemampuanku…


Untuk membuktikan pada dunia..

Kitalah bangsa terhebat yang pernah tercipta..



Meski kami sadar..

Kami bukan generasi terbaik negeri ini..

Namun kami..

Hanya membenci…

Pelecehan dan Korupsi..              


Bintuhan, 14 Desember 2013.

0 komentar:

Posting Komentar